TEMPO lalu, Tim Terios 7 Wonders menyusuri Sumetera dengan semangat “Sumatera Coffee Paradise”. Benar, kala itu kopi menjadi harta karunnya. Daihatsu Terios Hi-Grade Type TX AT dan TX MT dengan mesin 3SZ-VE DOHC VVT-I 1.495cc dikemudi dari Liwa sampai Sabang.
Kini, sahabat petualang Terios menjelajahi destinasi tersembunyi yang berada di bagian Tengah dan Timur Republik Indonesia, dengan semangat “Hidden Paradise”, Tim Terrios 7 Wonders akan menguak destinasi-destinasi “surga” yang tersembunyi di Pulau Jawa sampai titik akhir Pulau Komodo.
Tana Samawa atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kabupaten Sumbawa menjadisalah satu destinasi tim Terios 7 Wonders. Yuk kita lihat profil singkat daerah ini.
Kabupaten Sumbawa adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Sumbawa Besar. Kabupaten ini terletak di sebagian besar bagian barat Pulau Sumbawa. Batas-batas wilayahnya adalah: Laut Flores dan Teluk Saleh di utara, Kabupaten Dompu di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Sumbawa Barat di barat. Kabupaten Sumbawa memiliki luas wilayah 8.493 km² dengan jumlah penduduk sekitar 415.000 jiwa.
Wilayah Kabupaten Sumbawa juga mencakup sejumlah pulau-pulau di sebelah utara Pulau Sumbawa, termasuk Pulau Moyo (pulau terbesar), Pulau Medang, Pulau Panjang, Pulau Liang, Pulau Ngali dan Pulau Rakit.
Pada tanggal 18 Desember 2003, bagian barat wilayah Kabupaten Sumbawa dimekarkan menjadi kabupaten baru, yakni Kabupaten Sumbawa Barat.
Alamat web pemerintahan Kabupaten Sumbawa (http://sumbawakab.go.id/)
Pulau itu sebagian besar merupakan dataran tinggi dan berbukit-bukit tandus dengan curah hujan rendah.
Kawasan itu hanya ditumbuhi rumput serta tanaman perdu yang dikenal sebagai sabana, sehingga kawasan ini sangat cocok untuk pengembangan peternakan.
Usaha peternakan yang dilakukan masyarakat di Pulau Sumbawa tidak dengan cara mengandangkan ternak mereka. Hewan dibiarkan berkeliaran di padang penggembalaan yang luas.
Padang penggembalaan berjajar mulai kota di ujung barat Sumbawa hingga kota di ujung timur Bima. Sepanjang mata memandang, di seberang kanan maupun kiri jalan yang terlihat padang penggembalaan.
Hewan ternak mencari makan sendiri. Makanan yang dikonsumsi pun sangat beragam. Tidak jarang kuda yang memakan tumbuhan beracun atau binatang berbisa.
Menurut data yang ane kutip dari BPM-LH Kab Sumbawa, sedikitnya terdapat 59 pulau kecil yang telah diindentivikasi dan diberi nama, pulau-pulau kecil itu tersebar di 13 kecamatan. Salah satu dari pulau-pulau itu telah dikelola menjadi taman berburu dan taman wisata lindung oleh salah satu perusahaan resort, yaitu pulau Moyo, Kecamatan Labuhan Badas. Pulau-pulau kecil lainnya dapat diinvestasikan menjadi daerah wisata, perkebunan, dan peternakan. Selain itu, yang menjadi nilai jual Pulau Ini adalah susu kuda liarnya.
Susu kuda liar
Hotel Aman Gati Dompu menjadi tempat penginapan tim Terios 7 Wonders. Keesokan harinya, Jumat (11/10) pagi, rombongan langsung melanjutkan perjalanan ke kota Bima. Namun sebelum menuju kota Bima, rombongan yang mengendarai 7 unit Daihatsu Terios singgah disalah satu desa yang memproduksi susu kuda liar, yaitu Desa Palama, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima. Anak-anak sekolah setempat dengan ramah menyambut kedatangan para Sahabat Petualang Terios.
Di desa Palama Tim Terios 7 Wonders singgah untuk menikmati segarnya susu kuda liar. Pemerahan susu kuda liar sedikit berbahaya, pasalnya kuda-kuda liar yang akan diperah susunya harus dalam keadaan “mood” yang baik. Bayangkan jika kuda-kuda itu menendang pemerah susu karna salah posisi pemerahan.
Karena keragaman makanan yang dikonsumsi, menurut sejumlah orang yang paham dunia pengobatan, yang membuat perbedaan susu kuda liar dari Pulau Sumbawa dengan susu lainnya.
Jenis kuda yang dikembangkan adalah kuda sumbawa. Kuda-kuda itu umumnya digunakan untuk angkutan cidomo, kuda pacuan, dan ternak potong. Populasi kuda di Sumbawa diperkirakan tidak kurang dari 73 ribu ekor.
Lalu apa sih yang menjadi nilai tambah susu kuda liar jika dibandingkan dengan susu sapi atau kambing?
Pawang dan Manfaat Susu Kuda Liar
Kuda liar di Pulau Sumbawa adalah kuda yang oleh pemiliknya dibiarkan hidup bebas di padang penggembalaan yang luas. Jadi, liar tidak berarti tidak bertuan dan benar-benar bebas berkeliaran ke mana saja, sebab padang penggembalaan juga dipagari.
Sementara itu, kuda yang akan diambil susunya, segera ditangkap oleh pemiliknya. Meski kuda tersebut terkesan liar terhadap orang lain, tapi jinak ketika di tangan pemiliknya atau pawangnya.
Jinaknya kuda yang hidup bebas di padang penggembalaan itu juga berkat peran seorang pawang. Pawang juga berperan besar dalam proses pemerahan susu.
Setelah ditangkap, kuda betina yang akan diperah, salah satu kaki belakangnya atau pinggangnya diikat, supaya kuda itu tidak lari. Produksi susu kuda sangat bervariasi bergantung pada jenisnya.
Karena itu, kuda liar yang diperah susunya tersebut bukanlah kuda yang benar-benar liar. Barangkali karena itulah penggunaan istilah susu kuda liar sejak tahun 1997 berubah menjadi susu kuda Sumbawa.
Apalagi, konsumen yang kritis mulai menanyakan arti “liar” dalam penyebutan susu kuda liar. Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menanggapi sikap kritis itu kemudian mengganti label susu kuda liar menjadi susu kuda Sumbawa, karena susu kuda tersebut pada dasarnya merupakan susu kuda yang diternakkan.
Kendati penyebutannya mulai berubah, tapi khasiat susu kuda Sumbawa banyak diyakini konsumennya tidak berubah, karena proses produksinya tidak berbeda dibandingkan sebelumnya.
Susu kuda Sumbawa oleh sejumlah kalangan yang mengonsumsinya diyakini memiliki berbagai khasiat obat seperti menyembuhkan penyakit TBC, asma, lumpuh, reumatik, diabetes, ginjal, talasemia, anemia, tipus, kanker darah, menurunkan kolesterol, dan menyembuhkan paru-paru basah.
Selain itu, susu kuda Sumbawa diyakini dapat mencegah keguguran serta meningkatkan vitalitas dan kejantanan pria.
Dari hasil sejumlah penelitian, susu kuda Sumbawa mempunyai keistimewaan yakni tidak mengalami penggumpalan dan kerusakan meskipun tidak dipasteurisasi dan tanpa diberi bahan pengawet.
Tapi, untuk mengonsumsi susu kuda Sumbawa juga ada aturan pakainya. Susu kuda Sumbawa yang rasanya asam itu sebaiknya dikonsumsi dalam kondisi hangat, namun disimpan di tempat sejuk (kulkas). Konsumsi yang dianjurkan antara setengah hingga satu gelas sehari.
Peneliti utama pada Puslitbang Gizi Depkes Dr Hermana MSc APU, pernah mengemukakan, susu kuda, termasuk susu kuda sumbawa, lebih cocok dikonsumsi bayi, karena komposisi kandungan gizinya sangat mendekati air susu ibu.
Kadar casein, laktosa, lemak, protein, dan mineral, serta komposisi asam lemaknya pun terdiri atas asam lemak rantai pendek yang mudah diserap.
Kendati begitu, ia tetap mengingatkan agar proses fermentasi diperhatikan, karena bakteri pembusuk ada di mana-mana, misalnya dari tangan orang yang memerah atau dari puting susu kuda.
Nah, buat kalian yang hendak mencicipi susu kuda liar, bisa dipesan melalui link inio (http://agensusukudasumbawa.wordpress.com/).
Setelah menikmati segarnya susu kuda liar langsung dari “pabriknya”, Tim Terios 7 Wonders melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Sape untuk kami menyebrang ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Dalam perjalanan itu ketangguhan Daihatsu Terios lagi-lagi diuji, jalan bebatuan menuju Desa Palama menjadi salah satu rute “angker”. Namun seperti sebelumnya, Daihatsu Terios yang ditunggangi para traveler bak kumbang di tengah badai, sayapnya kokoh seperti besi, kakinya lincah seperti pendaki.
Daftar Sumber :
Bonus dari ane gan, Tim Trrios 7 Wonders selama perjalanan mencicipi susu kuda liar menuju Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Bukti Following @DaihatsuInd dan @VIVA_log :
Bukti Twit dan mention @DaihatsuInd dan @VIVA_log :
<a
jadi pingin ke sumbawa 😦
SukaSuka
Ayo, berkunjung ke Sumbawa 🙂
SukaSuka
keren bg, lengkap ulasan sama sumbernya
semoga menang ya hhe
SukaSuka
Amin,mudah-mudahan ya dk 🙂
SukaSuka
abang ni enak penulis
SukaSuka
bisa aja ni bg onix.
haha
😀
SukaSuka
Lengkap ulasannya tentang destinasi Sumbawa dalam acara ini, sukse untuk konesnya.
Salam,
SukaSuka
Terima Kasih 🙂
SukaSuka
gan, kalo menang jangan lupa oleh2 dari sumbawa yee 😀
*ngarep
SukaSuka
Sangat menggharapkan bg fer 🙂
SukaSuka
olasannya mengenai daerah, susu sumbawa, dan ketangguhan Daihatsu Terios jebret daah, kaya agan udh observasi ke tkp aja 😀
SukaSuka
Jiaelah cut bg Ferdi. Baru tau nih 😀 Asik hahaa
SukaSuka
Kapan ya ke Sumbawa 🙂
SukaSuka
hahaa, segar bos tulisannya. 😀
SukaSuka