Balada Penebar Romansa di Alam Maya

Bagaimana bentukhati seorang jomblo ketika melihat sepasang manusia bermesra ria di alam maya? Barangkali menjadi rasa perih yang tak terkira. Begini, saya merasakannya.

***

Kalau melihat pengguna jagat maya hari ini, rasanya sudah dapat kita simpulkan bahwa banyak sekali orang menempatkan sesuatu yang semesti dikonsumsi oleh pribadi justru disebar-serakkan dengan sengaja (untuk dikonsumsi publik). Jika di dunia nyata saja batas privasi sudah semakin hancur, bagaimana lagi jagat maya? Siapa sih yang bisa membatasi penyebaran informasi di jagat maya? Lanjutkan membaca Balada Penebar Romansa di Alam Maya

Headline, bagi Siapa?

Pada anatomi media masa, headline menjadi wajah yang mencuri minat baca. Ia menjadi godaan paling mujarab untuk “menjerumuskan” para pembaca membeli, dan mengeja sebuah peristiwa, kata demi kata. Mengamini, sambil mengeleng-gelengkan kepala, lalu menjadi bahan bincang di meja-meja warung kopi.

Dari sekian banyak tahapan pemberitaan; menentukan peristiwa, menentukan target orang yang akan diwawancarai, menulis dalam bentuk tulisan, editing, publish. Pembaca akan berperan setelahnya, yakni mengkonsumsi. Pembaca secara umum, langsung, tidak bisa mengintervensi praktek-praktek jurnalistik. Nantinya, pembaca hanya dapat memberi feedback. Lanjutkan membaca Headline, bagi Siapa?

Aceh Menuju Wisata Halal 2016

Setelah sebelumnya populer dengan wisata syariat, kini Aceh mulai menjajaki liga baru; wisata halal. Sepintas tidak ada perbedaan antara wisata syariat dan wisata halal, ia serupa. Keduanya menggunakan istilah dalam paham islam, yang maknanya kurang-lebih tolok ukur standard islam. Kalau sudah halal, berarti sudah sesuai standard. Lanjutkan membaca Aceh Menuju Wisata Halal 2016

Teukeuch’ak

Lazimnya, muda-mudi Banda Aceh menghabiskan waktu luangnnya di warung-warung kopi. Ragam. Diantaranya online, menikmati wi-fi “gratis”.  Ada yang menumpahkan pati rasa hidupnya dalam bentuk status-status. Ada yang menajamkan fokusnya pada game-game online yang berseliweran di jagat maya. Pula ada yang “mencuri” film atau lagu kekinian di situs-situs “gelap”. Lebih kurang saya juga demikian, berselancar di alam maya sambil sesekali meneguk kopi hitam pahit yang sebelum disajikan sudah menalak gula. Banyak  hal yang saya lakukan jika sudah masuk ke alam maya. Selemah-lemahnya daya adalah mengagumi karya (tulisan, lukisan, ilustrasi, prestasi) orang dari berbagai daerah. Atau paling tidak stalking, kira-kira siapa lagi pemimpin negeri yang tertangkap sebab akal buruknya. Daerah mana lagi yang dijadikan wadah kekerasan yang “dilegalkan”. Kejadian apa yang terus disoroti dan kejadian apa yang seharusnya disoroti namun tidak. Lanjutkan membaca Teukeuch’ak

Travel. Culinary. Writing.